CIANJUR.CO – Menurut dokumen resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, total panjang jalur tol Bocimi – Cianjur – Padalarang mencapai 115 kilometer. Pengerjaan proyek ini diperkirakan menelan anggaran sekitar Rp7,7 triliun, dengan sebagian besar fokus pada pembangunan trase baru melalui Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Rute ini akan menjadi penghubung penting antara dua jalur besar: Tol Bocimi di utara dan Tol Cipularang (Jakarta–Bandung) di selatan. Dengan demikian, tol ini tidak hanya memperpendek jarak perjalanan, tetapi juga akan menjadi tulang punggung ekonomi regional Jawa Barat bagian barat.
Jalur Tol yang Akan Melewati Terowongan
Kondisi geografis Cianjur bagian tengah dikenal berbukit dan dikelilingi pegunungan. Oleh karena itu, sebagian besar trase Tol Bocimi – Cianjur – Padalarang akan melintasi area perbukitan yang menantang.
Pihak Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) memprediksi akan dibangun terowongan (tunnel) di beberapa titik untuk menjaga kestabilan jalur sekaligus mempersingkat lintasan. Penerapan teknologi terowongan seperti ini sebelumnya juga telah digunakan di Tol Cisumdawu (Cileunyi–Sumedang–Dawuan), yang menjadi proyek percontohan pembangunan tol bawah tanah di Jawa Barat.
Dengan teknologi serupa, proyek Tol Bocimi – Cianjur – Padalarang diharapkan mampu menembus tantangan geografis Cianjur tanpa mengorbankan lingkungan sekitar.
Estimasi Waktu Pengerjaan dan Tahapan Pembangunan
-
Tahap Persiapan (2025–2026)
Pada periode ini dilakukan finalisasi desain trase, studi AMDAL, pembebasan lahan, serta persiapan investasi. Pemerintah tengah menyiapkan pola pendanaan melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) agar pembangunan dapat berjalan lebih cepat.
-
Tahap Konstruksi (2026–2029)
Jika tidak ada hambatan, pembangunan fisik diperkirakan akan dimulai pada tahun 2026, bersamaan dengan rampungnya Seksi 3 Tol Bocimi. Proses konstruksi diperkirakan memakan waktu sekitar 3 tahun karena melibatkan pembangunan jembatan panjang dan terowongan.
-
Uji Coba dan Operasional (2030)
Tol Bocimi – Cianjur – Padalarang lewat Ciranjang diharapkan bisa beroperasi penuh sekitar tahun 2030, bertepatan dengan target penyelesaian sejumlah proyek PSN besar lainnya di Jawa Barat.
Dampak Ekonomi bagi Wilayah Cianjur dan Sekitarnya
-
Meningkatkan Akses Ekonomi dan Pariwisata
Wilayah Ciranjang, Cugenang, dan Cikalongkulon di Cianjur diproyeksikan menjadi koridor ekonomi baru setelah hadirnya tol ini. Akses cepat dari Sukabumi ke Bandung akan membuka peluang besar bagi sektor perdagangan, logistik, dan wisata alam.
Sektor pariwisata, terutama destinasi seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan kawasan Cipanas, akan semakin mudah dijangkau oleh wisatawan dari luar kota.
-
Kenaikan Nilai Properti
Pengalaman dari proyek tol lain menunjukkan, daerah yang dilintasi jalur tol biasanya mengalami peningkatan nilai tanah dan properti hingga 40–60 persen. Ciranjang yang selama ini dikenal sebagai kawasan agraris berpotensi menjadi kawasan hunian baru dengan prospek menjanjikan.
-
Tumbuhnya UMKM dan Sentra Kuliner
Kemudahan akses transportasi akan mendorong munculnya sentra kuliner, rest area, dan usaha mikro di sekitar pintu tol. Produk lokal makanan khas Cianjur berpeluang dipasarkan lebih luas melalui jalur tol ini.
-
Penyerapan Tenaga Kerja
Pembangunan tol sepanjang lebih dari 100 kilometer tentu membutuhkan ribuan tenaga kerja, baik di tahap konstruksi maupun operasional. Hal ini akan menjadi angin segar bagi masyarakat sekitar yang selama ini menggantungkan hidup pada sektor pertanian dan perdagangan tradisional.
Potensi Ciranjang Sebagai Titik Sentral Baru
Ciranjang akan menjadi titik penting dalam sistem transportasi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah ini berada di antara Sukabumi dan Bandung Barat, menjadikannya simpul strategis yang menghubungkan jalur selatan dan tengah Pulau Jawa.
Potensi yang bisa dikembangkan antara lain:
- Pusat logistik dan distribusi barang dari kawasan industri Sukabumi menuju Bandung.
- Pengembangan kawasan wisata alam dan budaya di kaki Gunung Gede dan Gunung Padang.
- Peningkatan fasilitas publik dan transportasi lokal, seperti terminal terpadu dan akses ke stasiun Ciranjang.
Jika dikelola dengan baik, Ciranjang dapat tumbuh menjadi kota satelit baru yang menopang perkembangan ekonomi di wilayah Priangan Barat.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Walau menjanjikan, proyek ini juga menghadapi tantangan, seperti proses pembebasan lahan, konsistensi pendanaan, dan koordinasi lintas daerah. Namun, dengan statusnya sebagai proyek strategis nasional, pemerintah berkomitmen memberikan dukungan penuh agar proyek tidak mengalami keterlambatan seperti sejumlah proyek tol sebelumnya.
Masyarakat di sekitar rute pun diharapkan mendapat sosialisasi dan kompensasi yang adil, agar pembangunan berjalan lancar tanpa konflik sosial.
Jalan Baru Menuju Kemajuan Jawa Barat
Dengan total panjang 115 kilometer, nilai investasi Rp7,7 triliun, dan teknologi terowongan yang canggih, Tol Bocimi – Cianjur – Padalarang lewat Ciranjang bukan sekadar proyek transportasi, melainkan langkah besar menuju masa depan ekonomi dan mobilitas Jawa Barat.
Wilayah seperti Ciranjang – Cianjur akan mendapatkan dampak langsung dari pembangunan ini, baik dari segi pertumbuhan ekonomi, peningkatan akses, maupun pengembangan infrastruktur lokal.
Pembangunan tol ini menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat Jawa Barat, bahwa pemerataan pembangunan kini benar-benar menuju ke arah selatan dan barat, menyentuh kawasan yang selama ini jarang tersentuh kemajuan infrastruktur besar.
