• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
Blog Informasi Terkini Cianjur.Co
  • CIANJUR.CO
  • HOME
  • Berita
  • Travel
  • Kuliner
  • Sosok
No Result
View All Result
  • CIANJUR.CO
  • HOME
  • Berita
  • Travel
  • Kuliner
  • Sosok
No Result
View All Result
Blog Informasi Terkini Cianjur.Co
No Result
View All Result
Home Sejarah

Hari Jadi Cianjur: Jejak Sejarah dan Mitos yang Tak Terlupakan

cianjurblog by cianjurblog
July 12, 2025
in Berita, Sejarah
0
hiasan kuda tanpa penunggang atau kuda kosong

ilustrasi kuda kosong dalam tradisi hari jadi Cianjur

0
SHARES
6
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Setiap tanggal 12 Juli, masyarakat Cianjur merayakan Hari Jadi Cianjur dengan semarak budaya, kirab, upacara adat, hingga pertunjukan seni tradisional yang menggambarkan nilai-nilai luhur warisan leluhur. Namun, tahukah sobat Cianjur bahwa di balik peringatan tersebut, tersimpan kisah sejarah panjang dan mitos yang begitu erat dengan berdirinya Kabupaten Cianjur?

Dalam artikel ini, sobat Cianjur akan diajak menyelami asal-usul Hari Jadi Cianjur, tokoh sentral pendiri Cianjur, hingga mitos dan ritual yang masih lestari hingga kini.

Baca juga: Daftar Bupati Cianjur dari Masa ke Masa Lengkap dan Terbaru

Sejarah Hari Jadi Cianjur: Dimulai dari Tahun 1677

Pemerintah Kabupaten Cianjur secara resmi menetapkan bahwa Hari Jadi Cianjur jatuh pada 12 Juli. Penetapan ini didasarkan pada hasil kajian sejarah yang dilakukan oleh para ahli sejarah lokal dan nasional yang menelusuri asal-usul berdirinya wilayah Cianjur.

Nama Cianjur sendiri berasal dari kata “Cai” (air) dan “Anjur” (mengalir turun). Nama ini merujuk pada daerah yang subur, kaya akan sumber air yang mengalir dari pegunungan sekitar. Namun, secara historis, Hari Jadi Cianjur lebih dari sekadar penamaan geografis. Ini berkaitan erat dengan tokoh pendiri Cianjur, yaitu Raden Aria Wira Tanu Datar I, atau dikenal juga dengan sebutan Dalem Cikundul.

Raden Aria Wira Tanu Datar I: Pendiri Kabupaten Cianjur

Tokoh ini dipercaya sebagai Bupati Pertama. Cianjur saat itu masih disebut padaleman yang berpusat di Cikundul , pengakuan Cianjur sebagai sebuah kabupaten (Regenchaaf) oleh penjajah Belanda baru terjadi setelah pemerintahan Cianjur dipimpin Rd. Aria Wiratanu II / Rd. Wiramanggala, putra sulung Dalem Cikundul ini diakui sebagai Regent (Bupati) Cianjur pada tahun 1691.

Momentum itu menandakan perbedaan tersendiri bagi Cianjur dibanding kabupaten lainnya, karena terbentuknya Kabupaten Cianjur diawali dengan pembentukan padaleman mandiri oleh Dalem Cikundul sebelum akhirnya diakui sebagai Kabupaten oleh Belanda pada masa Rd. Aria Wiratanu II, proses ini tidak seperti kabupaten lainnya yang dibentuk langsung oleh Kesultanan Mataram.

Penetapan Resmi Hari Jadi Cianjur

Penetapan tanggal 12 Juli sebagai Hari Jadi Cianjur ditetapkan berdasarkan kajian historis dari berbagai naskah kuno dan dokumen pemerintahan lama, termasuk Babad Cianjur dan catatan Belanda.

Sejak saat itu, tanggal tersebut diperingati secara konsisten oleh masyarakat dan pemerintah daerah dengan beragam acara adat dan budaya yang bertujuan menghidupkan kembali nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal.

Tradisi Perayaan Hari Jadi Cianjur

Sobat Cianjur pasti pernah menyaksikan kemeriahan Hari Jadi Cianjur. Ada beberapa tradisi khas yang biasa dilakukan:

1. Kirab Budaya

Ribuan warga, pelajar, seniman, dan komunitas adat berjalan kaki mengenakan pakaian adat Sunda sambil membawa miniatur rumah adat, hasil bumi, dan ikon budaya Cianjur.

2. Doa Bersama di Makam Dalem Cikundul

Ziarah dan doa bersama di Kompleks Makam Raden Aria Wira Tanu Datar I di Cikundul menjadi bagian penting peringatan. Tradisi ini sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri Cianjur.

3. Upacara Adat dan Seni Tradisional

Pagelaran seperti wayang golek, jaipongan, pencak silat, dan rampak kendang disajikan sebagai simbol semangat menjaga warisan budaya leluhur.

Legenda Eyang Suryakencana dan Kuda Kosong: Mitos yang Menyatu dengan Hari Jadi Cianjur

Tak lengkap rasanya membahas Hari Jadi Cianjur tanpa menyinggung sosok legendaris yang begitu dihormati oleh masyarakat tatar Sunda, khususnya warga Cianjur, yaitu Eyang Suryakencana. Nama beliau bukan hanya hidup dalam cerita rakyat, tetapi juga menjadi bagian dari peringatan Hari Jadi Cianjur setiap tahunnya.

Siapakah Eyang Suryakencana?

Eyang Suryakencana dipercaya sebagai sosok makhluk spiritual sakti yang bersemayam di Gunung Gede, yang secara spiritual memiliki ikatan kuat dengan masyarakat Cianjur. Banyak yang mempercayai beliau sebagai putra dari Prabu Siliwangi yang memilih untuk mengasingkan diri ke alam gaib, menjauh dari hiruk-pikuk dunia manusia, dan menjadi penjaga wilayah selatan Jawa Barat, termasuk Cianjur.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa beliau merupakan keturunan raja Pajajaran yang sakti dan suci, menjaga keseimbangan alam dan spiritual masyarakat sekitar. Sosoknya dikenal bersahaja, pelindung masyarakat, dan penjaga tanah Sunda dari bencana dan gangguan gaib.

Mitos Kemunculan Eyang Suryakencana

Legenda menyebutkan bahwa Eyang Suryakencana kadang menampakkan diri di puncak Gunung Gede atau melalui mimpi para sesepuh atau tokoh adat, terutama menjelang peristiwa besar seperti perayaan Hari Jadi Cianjur.

Konon, jika Cianjur berada dalam situasi genting — entah secara sosial, bencana alam, atau konflik, maka roh Eyang Suryakencana dipercaya akan turun tangan memberikan pertolongan secara spiritual. Mitos ini tetap hidup hingga kini dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Cianjur.

Tradisi Kuda Kosong: Arak-arakan Tanpa Penunggang

Salah satu tradisi yang erat kaitannya dengan Eyang Suryakencana dan Hari Jadi Cianjur adalah arak-arakan Kuda Kosong.

Apa itu Kuda Kosong?

Kuda Kosong adalah seekor kuda yang dihias megah seperti membawa penunggang, lengkap dengan pelana, payung kehormatan, dan simbol kerajaan. Namun, tidak ada satu pun manusia yang menungganginya.

Masyarakat meyakini bahwa Kuda Kosong ini ditunggangi secara gaib oleh Eyang Suryakencana sendiri, sebagai bentuk restu terhadap acara Hari Jadi Cianjur. Kuda ini selalu berada di barisan depan kirab budaya.

Makna Simbolik Kuda Kosong

Kuda Kosong bukan sekadar atraksi tradisi, melainkan simbol kuat dari:

  • Kepercayaan spiritual terhadap leluhur

  • Kehormatan tertinggi untuk Eyang Suryakencana

  • Rasa syukur atas keselamatan dan kesuburan Cianjur

Dalam tradisi Sunda, roh leluhur yang masih “mengawal” kehidupan masyarakat sering diberi simbol fisik agar tetap dihormati. Kuda Kosong menjadi bentuk penghormatan tertinggi masyarakat Cianjur kepada Eyang Suryakencana.

Fenomena Mistis Kuda Kosong

Ada banyak cerita mistis yang berkembang di kalangan masyarakat tentang Kuda Kosong:

  • Saat kuda ini berjalan dalam kirab, angin kencang tiba-tiba berembus, dianggap sebagai pertanda kehadiran roh sang Eyang.

  • Ada saksi mata yang mengaku melihat bayangan samar penunggang kuda berpakaian kerajaan di atas punggung kuda.

  • Tidak sembarang orang boleh memandangi kuda ini dari dekat atau menyentuhnya. Hanya orang-orang tertentu yang telah “dibersihkan” secara spiritual yang diperbolehkan menuntunnya.

Lokasi Kemunculan dan Perjalanan Kuda Kosong

Biasanya, Kuda Kosong mulai diarak dari area Alun-Alun Cianjur, melewati Jalan Siliwangi, lalu menuju Pendopo Kabupaten Cianjur, dan terkadang menyambangi Kompleks Makam Dalem Cikundul sebelum kembali ke titik awal. Rute ini tidak berubah dari tahun ke tahun, mengikuti “jalur spiritual” yang telah ditetapkan para sesepuh adat.

Waktu Terbaik Menyaksikan Tradisi Ini

Jika sobat Cianjur ingin menyaksikan langsung Kuda Kosong dan arak-arakan Hari Jadi Cianjur, maka datanglah pada tanggal 12 Juli pagi hari, sekitar pukul 08.00–11.00 WIB. Perayaan ini akan memadukan unsur spiritual, budaya, seni, dan keramaian rakyat yang sangat meriah.

Pesan Moral dari Legenda Eyang Suryakencana

Masyarakat Cianjur percaya bahwa hubungan antara dunia nyata dan dunia spiritual tidak boleh terputus. Dengan menjaga nilai-nilai budaya seperti menghormati leluhur, menjaga keseimbangan alam, serta hidup rukun dan damai, sobat Cianjur telah ikut meneruskan wasiat leluhur dan menjaga warisan budaya tanah Sunda.

Lokasi dan Akses ke Tempat Bersejarah Hari Jadi Cianjur

Untuk sobat Cianjur yang ingin menelusuri jejak sejarah Hari Jadi Cianjur secara langsung, berikut informasi pentingnya:

Alamat Penting:

  • Kompleks Makam Dalem Cikundul
    Cijagang, Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur , Jawa Barat

Akses Jalan:

  • Dari pusat Kota Cianjur 23 km.

  • Dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau empat.

  • Jalan utama yang dilalui adalah Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. Pramuka – Jl. Aria Wiratanudatar – Jl. Raya Jamali – Jl. Meekar Galih Cinangsi – Makam Keramat Cikundul.

  • Waktu tempuh hanya sekitar 45 menit tergantung kondisi lalu lintas.

Harga Tiket Masuk:

  • Umumnya gratis, namun jika sobat Cianjur datang dalam rangka ziarah atau acara budaya, akan ada iuran sukarela untuk perawatan situs makam.

  • Parkir kendaraan sekitar Rp 5.000 – Rp 10.000 tergantung jenis kendaraan.

Spot Wisata Sejarah di Sekitar Lokasi

Jika sobat Cianjur berkunjung saat Hari Jadi Cianjur, tak ada salahnya mampir ke lokasi-lokasi berikut yang dekat dengan titik pusat perayaan:

1. Pendopo Cianjur

Bangunan peninggalan kolonial yang masih berdiri kokoh dan sering digunakan sebagai tempat resepsi dan kegiatan pemerintahan saat perayaan hari jadi.

2. Masjid Agung Cianjur

Masjid ini menjadi tempat berkumpulnya warga dalam acara doa bersama dan syukuran Hari Jadi Cianjur. Lokasinya berada di Alun-Alun Cianjur.

3. Alun-Alun Cianjur

Tempat utama berlangsungnya kirab budaya dan pentas seni. Pada 12 Juli, alun-alun biasanya dipadati ribuan warga.

Nilai Filosofis Hari Jadi Cianjur bagi Generasi Muda

Bagi sobat Cianjur generasi muda, Hari Jadi Cianjur bukan sekadar tanggal bersejarah. Ini adalah pengingat bahwa Cianjur dibangun atas dasar gotong royong, nilai spiritual, dan tata nilai Sunda yang luhur. Melalui peringatan ini, kita diajak untuk menghidupkan kembali semangat Dalem Cikundul, yaitu hidup dalam keharmonisan, menjaga lingkungan, dan mencintai budaya lokal.

Jika sobat Cianjur ingin memaknai lebih dalam Hari Jadi Cianjur, ikutlah dalam kegiatan budaya yang digelar setiap tahun. Kunjungi makam leluhur, pelajari sejarahnya, dan jadikan tanggal 12 Juli sebagai momentum kebanggaan akan identitas sebagai urang Cianjur sejati.

Tags: Aria Wira Tanu DatarEyang Suryakencanahari jadi cianjurkuda kosongtradisi kuda kosongulang tahun cianjur
Previous Post

Situ Ciasmay Sukanagara Cianjur – Pesona Alami Menenangkan

Next Post

Gunung Padang Situs Megalitik Berpotensi Menggeser Paradigma Sejarah

Next Post
view perbukitan di Gunung Padang

Gunung Padang Situs Megalitik Berpotensi Menggeser Paradigma Sejarah

CIANJUR TERKINI

tilang elektronik di Cianjur - Pasir Hayam

Tilang Elektronik di Cianjur Mulai Berlaku di Pasir Hayam

July 13, 2025
view perbukitan di Gunung Padang

Gunung Padang Situs Megalitik Berpotensi Menggeser Paradigma Sejarah

July 13, 2025
hiasan kuda tanpa penunggang atau kuda kosong

Hari Jadi Cianjur: Jejak Sejarah dan Mitos yang Tak Terlupakan

July 12, 2025
situ ciasmay sukanagara cianjur

Situ Ciasmay Sukanagara Cianjur – Pesona Alami Menenangkan

July 12, 2025

CIANJUR.CO adalah website City Directory Kota Cianjur yang merangkum informasi dari berbagai destinasi wisata, penginapan, kuliner, hiburan, area publik, hingga ke gedung pendidikan dan perkantoran. Selain itu juga mengangkat berita ringan yang ada di kota Cianjur.

KONTAK KAMI

Jl. Raya Puncak, Cugenang, Cianjur. Jawa Barat – Indonesia.
0899-862-5050
[email protected]
www.cianjur.co

NAVIGASI

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Siber
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Cianjur.Co

No Result
View All Result
  • CIANJUR.CO
  • HOME
  • Berita
  • Travel
  • Kuliner
  • Sosok

© 2024 Cianjur.Co