CIANJUR.CO – Jumat, 5 September 2025 sekitar pukul 19.00 WIB, terjadi longsor di kawasan Curug Ngebul, Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Longsoran besar berasal dari tebing sebelah kanan air terjun, menimbun beberapa fasilitas wisata.
Baca juga: Wisata Curug Ngebul Pageelaran Cianjur
Kronologi Singkat Kejadian
Material tanah dan batu meluncur ke bawah, mengubur sebagian fasilitas yang berada di dataran dekat kolam air terjun. Rekaman yang beredar memperlihatkan area yang tertimbun luas, sementara pancuran air terjun masih mengalir deras di tengah kepungan material longsor.
Kerusakan Fasilitas
Dari video yang dilaporkan oleh akun Facebook Abbay Babay, longsor menyebabkan rusaknya sejumlah fasilitas penting di lokasi wisata, seperti:
- Mushola, yang digunakan sebagai tempat ibadah pengunjung.
- Area camping, lokasi favorit wisatawan berhenti beristirahat.
- Area bermain anak, menjadi tempat hiburan keluarga.
Semua fasilitas disebut rusak tertimbun material longsor
Tidak Ada Korban Jiwa
Syukurlah, tidak dilaporkan adanya korban jiwa atas insiden ini. Namun, kondisi ini menjadi peringatan serius mengenai keamanan pengunjung. Hingga laporan ini disusun, tidak ada korban jiwa yang dikonfirmasi. Akan tetapi, warga setempat dan pengunjung diminta untuk tidak mendekat ke lokasi sampai kondisi dinyatakan aman oleh pihak berwenang, mengingat potensi longsor susulan saat cuaca masih labil.
Imbauan untuk Warga dan Wisatawan
Abbay Babay menyampaikan imbauan penting melalui media sosial agar semua pihak tidak mendekat ke Curug Ngebul, karena potensi longsor susulan masih tinggi
Kondisi Terkini di Lapangan
Ada pula laporan dari berbagai akun media sosial dan Instagram yang menguatkan informasi bahwa longsor terjadi pada malam hari di tanggal tersebut.
Lokasi & Karakter Kawasan
Curug Ngebul berada di Desa Bunijaya, Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan. Komposisi lereng curam, aliran sungai, serta tebing batuan di sekelilingnya menjadikan kawasan ini memukau namun sekaligus berisiko saat curah hujan tinggi. Secara umum, objek wisata ini memiliki fasilitas dasar seperti area parkir, toilet/saung, dan lahan lapang yang biasa dipakai untuk berkemah—kondisi pra-bencana yang sering disebut dalam liputan wisata.