CIANJUR.CO – Rencana reaktivasi jalur kereta api Cianjur Bandung akhirnya kembali mencuat ke publik. Nantinya, lintasan ini akan menjadi penghubung penting antara jalur Bogor–Sukabumi–Cianjur–Padalarang hingga ke Bandung. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat melakukan peninjauan jalur kereta dari Stasiun Gambir menuju Bogor dan Sukabumi pada Rabu 30 agustus 2025 lalu.
Menurut Menhub, pemerintah ingin menjadikan perjalanan kereta di wilayah ini lebih nyaman dan efisien. “Kita ingin jalur kereta ini bukan hanya berhenti di Bogor–Sukabumi, tapi bisa lanjut sampai Padalarang dan Bandung. Jadi masyarakat punya pilihan transportasi yang cepat dan terjangkau,” ujarnya.
Baca juga: Rencana Tol Bocimi – Cianjur – Padalarang Menelan Anggaran sekitar Rp7,7 triliun
Saat ini, perjalanan kereta dari arah Bogor baru bisa berakhir di Stasiun Cianjur melalui jalur Sukabumi. Sementara dari arah Bandung, rel aktif baru mencapai Stasiun Padalarang. Reaktivasi jalur ini diharapkan bisa menyatukan kedua ujung lintasan tersebut agar perjalanan lintas kota menjadi lebih lancar.
Budi Karya menambahkan, langkah ini dilakukan karena tingginya arus pergerakan masyarakat di wilayah Bogor, Sukabumi, hingga Cianjur. “Kita tahu jalan raya di kawasan ini sudah sangat padat, terutama di jalur Sukabumi–Bogor. Macetnya parah karena ruas jalan kecil tapi kendaraan pribadi dan angkutan barang terus meningkat,” jelasnya.
Kemenhub berupaya mengalihkan sebagian beban lalu lintas itu ke transportasi kereta api, terutama untuk angkutan logistik. “Kalau logistik bisa diangkut lewat rel, otomatis beban jalan bisa berkurang. Ini juga akan membuat perjalanan masyarakat lebih lancar,” lanjutnya.
Selain menghidupkan jalur lama, pemerintah juga menyiapkan peningkatan kualitas layanan dan sarana kereta agar bisa menarik minat pengguna dari kalangan menengah. “Kami ingin kereta yang nyaman, tepat waktu, dan modern, sehingga orang tidak ragu beralih dari kendaraan pribadi ke kereta,” ujar Budi Karya.
Ia juga berharap pengangkutan barang seperti air minum bisa memanfaatkan jalur rel, terutama pada malam hari saat lintasan tidak padat penumpang. “Dengan begitu, kereta tidak hanya mengangkut orang tapi juga mendukung distribusi logistik nasional,” tuturnya.
Di sisi lain, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, Zulfikri, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan anggaran dan perencanaan teknis untuk memperbaiki jalur Bogor–Sukabumi serta Sukabumi–Cianjur. “Kami sedang menyusun Detail Engineering Design (DED). Nantinya proyek ini akan dijalankan dengan sistem design and build, jadi begitu desainnya siap, langsung bisa dikerjakan,” ujarnya.
Zulfikri menambahkan, proses pembangunan kemungkinan besar akan mulai berjalan tahun depan. Untuk tahap awal, Kemenhub telah menyiapkan dana sekitar Rp256 miliar guna mereaktivasi jalur kereta api Cianjur Bandung (Padalarang) sepanjang 40 kilometer. Jalur ini sebenarnya sudah ada, tetapi sudah lama tidak beroperasi.
“Kalau nanti sudah aktif, jalur Cianjur–Padalarang bisa langsung tersambung ke lintasan menuju Bandung. Artinya, konektivitas antarkota di Jawa Barat akan semakin kuat,” tambahnya.
Dalam kunjungan lapangan tersebut, Menhub turut didampingi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso dan Senior Manager Humas PT KAI Daop I, Suprapto. Kehadiran mereka menandakan keseriusan pemerintah dalam mempercepat integrasi transportasi publik di wilayah Jawa Barat bagian barat dan selatan.
Rencana reaktivasi jalur kerete api Cianjur Bandung (Padalarang) ini pun disambut positif oleh masyarakat. Banyak yang berharap jalur kereta Cianjur–Padalarang bisa kembali beroperasi setelah puluhan tahun tidak aktif, karena kehadirannya diyakini dapat memangkas waktu tempuh, mengurangi kemacetan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di sepanjang jalur tersebut.





